TEMPO.CO, Jakarta - Roket misi eksplorasi bulan Chandrayaan-2 milik Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) batal meluncur sebelum 56 menit hitungan mundur pada 14 Juli 2019. Akibat kesalahan teknis pada mesin, ekspedisi ini akan diundur hingga batas waktu yang belum dapat dipastikan.
Chandrayaan-2 akan membawa alat penjelajah bulan bernama Vikram serta akan menempatkan rover Pragya di permukaan kutub Bulan. Target pendaratan akan berlangsung di tengah kawah bulan antara Simpelius N dan Manzinus C.
Peluncuran berlangsung menggunakan GSLV Mk-III, yang merupakan alat peluncur India paling kuat. Alat ini menjadi perantara komunikasi antara Vikram dan Pragyan ke bumi melalui Jaringan Luar Angkasa India (IDSN), serta akan melakukan pengamatan sendiri pada ekspedisi satu tahunnya di bulan.
Menurut rencana, Chandrayaan-2 akan menempatkan Vikram di kutub selatan Bulan pada 6 September 2019. Misi ini akan mengukur besarnya permukaan bulan, termasuk topografi, susunan mineral, seismografik, analitik kimia, dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut perihal asal usul Bulan.
Daerah kutub bulan menjadi menarik bagi para ilmuwan karena es air yang berlimpah di lantai kawah. “Lunar Cold Trap” tersebut berisi catatan fosil awal tata surya serta menyimpan sumber daya berharga yang dapat membantu eksplorasi manusia terhadap planet terdekat Bumi.
Arti di balik penamaan alat antariksa ini pun cukup menarik. Chandrayaan memiliki arti kendaraan bulan, Pragya berarti kebijaksanaan, dan Vikram yang diambil dari nama Vikram A. Sarabhai, yaitu seorang ahli astronomi terkemuka India.
Bagi masyarakat India, program luar angkasa merupakan demonstrasi kemampuan teknologi yang dimiliki oleh negara mereka. India menjadi negara ke-4 yang pernah melakukan misi pendaratan di permukaan bulan setelah Uni Soviet, Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sebelumnya, Chandraayan-1 menjadi misi pendaratan Bulan pertama India yang diluncurkan oleh ISRO pada tahun 2008.
TECH CRUNCH | SPACE | TIMES OF INDIA | BBC | THE NEW YORK TIMES | CAECILIA EERSTA